monggoo

yu-ri

Gunawan baru tiba di rumah, didapatinya rumah kosong dan terkunci, dia menelpon ke adiknya yang entah sedang dimana, “su” begitu dia memanggil adiknya ,” dimana kunci rumah?” Tanya si gunawan. “ Oo mas gun, sudah pulang ya!, kunci rumah ku titipkan yu-ri, mbok masih mijet di rumah tetangga” begitu terdengar percakapan singkat antara gunawan dengan adiknya.

Aku yang disebelah gunawan terhran mendengar sebutan nama-nama mereka, kulihat gunawan tidak ada tanda-tanda ada hubungan darah dengan orang jepang atau cina, tapi nama mereka kok seperti orang jepang atau cina “yu-ri, su, dan gun”.

Sambil penasaran kucoba cari tahu, “gun, memangnya kamu keturunan jepang apa cina sih”, Tanya ku, “ hi hi hi… “ gunawan cekikikan, dan “ ha ha ha…” semakin mrlrbar tawanya sambil melihat aku penasaran seperti anak bego. “ kok ….??” Hardikku sanbil tambah penasaran. Dengan gayanya yang mengoda gunawan mulai menceritakan, “yu-ri, itu pangggilan aku ke kakakku yang namanya riana, mestinya ku panggil yu-riana, ku singkat jai yu-ri, ha ha ha…seperti nama orang jepang ya!”, celotehnya. “su, itu nama adikku suliana. Aku juga memanggil me-me untuk adikku bernama mega, dan li untuk adikku yang bernama lina, seperti nama nama orang cina ya, waka ka ka….” Tawanya pecah

MA’RIFATULLAH

Semoga Allah SWT yang menguasai setiap mili, setiap senti bahkan sekecil apapum yang ada di ala mini, menjadikan buku yang sedang kit abaca ini sebagai saksi perbuatan baik kita di akhirat kelak. Tidaklah allah mengumpulkan kita  seperti ini kecuali pasti sarat dengan hikmah dan makna
Sahabat… satu hal yang paling berrharga dalam hidup ini adalah ketika kita mengenal Allah Azza wa Jalla
Dalam sebuah hadist qudsi, Allah SWT berfirman:
“Wahai anak adam, aku telah ciptakan kamu, maka kamu jangan bermain-main, dan saya jamin rezekimu, maka kamu janganlah merasa capai. Wahai anak adam, carilah Aku, maka engkau akan menemui-Ku. Dan jika engkau menemukan Aku, engkau akan dapat sesuatu sedang Aku mencintaimu, lebih dari segalanya.”
Sebhanallah!

Sesungguhnya allah sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari pada urat leher kita sendiri. Namuntabir hati kita terlalu banyak penghalang. Hingga kedekatan dengan allh yang menciptakan diri ini menjadi tidak terasa. Sungguh berbahagia orang kedekatannya dengan Allah sudah jauh. Berarti dia sudah dekat sekali dengan Allah. Dan yang abahaya adalahorang kejauhannya kepada Allah sudah dekat. Berarti ia telah jauh dengan Allah. Alangka ruginya!

Orang yang mengenal Allah sangat beruntung sebab dia akan:
  1. mengalami perubahan yang dasyat
andai kita memperhatikan sebuah bangunan, sehebat apapun, maka mudah saja membuaatnya. Syariatnya tinggal ada aritek, ada uang dan ada pekerja, maka jadilah bangunan itu.tapi membanguna manusia itu sungguh tidak gampang. Betapa banyak bangunan yang indah tapi manusianya rusak. Banyak yang makmur secara duniawi tapi pribadinya hancur. Maka kekuatan untuk bias maju, mulia, bermartabat dan cepat itu hanya hanya bias dengan keyakinan kepada Allah SWT.

Kekuatan keyakinan inin begitu dasyat mengubah apapun bukan dengan bilangan tahun tapi bias dengan bilanghan bulan, minggu, hari bahkan detik!

Jadi jika menginginkan  perubahan yang drastis, dramatis maka tidak bias dengan tekanan uang, tidak bias dengan ancaman dan paksaan. Melainkan dengan kekuatan keyakinan kepada Allah SWT-lah, semuanya total bias berubah!

Umar bin khatab, semogfa Allah meridhainya, yang sebelumnya begitu pemarah, berpribadi keras sampai-sampai anaknya sendiri dikubur hidup hidup… namun ketika mendapat iman, segalanya berubah! Ia begitu bermurah hati, penyantun dan sangat peka terhadap derita yang dialami  orang lain.

Jazirah Arab, yang semula tidak dikenal, sebuah dusun sederhana dengan segala keterbatasan nya, setelah diterangi cahaya  iman, maka berubah menjadi bangsa yang sangat disegani, menjadi pilar robahnya peradapan dunia.

Maka dengan keimanan inilah kita bisa berharap bisa terjadi perubahan yang hakiki pada diri kita.

Yang semula pemalas… berubah menjadi sarat semangat berkarya. Yang tadinya minder, berubah menjadi penuh percaya diri.

Seorang istri yang tadinya kasar dan senang awut awutan, setelah sadar tentang betapa mulianya disisi Allah keduduka seorang wanita yang dapat menyenangkan pandangan dan menyejukkan hati suaminya, bisa berubah menjadi selalu  bersih, rapi serta lebih sabar dan lembut dalam berkata-kata. Seorang anak yang semula gemar membentak bentak, amat suka membanting pintu andai keinginanya tak terpenuhi, dapat seketika berubah menjadi amat santun dan berbakti. Ketika ia sadar Allah sangat menyukai anak yang berbuat baik dan penuh kasih sayang kepada orang tuanya.

  1. menjadi orang  yang merdeka
selama ini kita sering dongkol bila orang yang kita Bantu tidak mengucapkan terima kasih. Malah pergi nyelonong serasa tak pernah ditolong. Bisa jadi kita sering sebal dengan orang yang tak mebalas pemberian pemberian kita. Padahal ingin kita, mengirim tape dapat kue. Menghadiai buku dapat balasan uang saku. Boleh jadi kitapun sering kecewa bila ternyata kerja keras yang kita lakukan, tak berbuah pujian dari seseorang pun. Capek capek menyapu, ibu tak kunjung menyanjung. Susah-susah menjaga rumah bos, kalau bertemu bos tetap saja melengos.

Sebetulnya semua adalah wajar. Namunbetapa kita menjadi capek bila banyak berharap pada mahluk. Kita  menjadi begitu diperbudak oleh penilaian mahluk. Lelah sekali jadinya  hidup kita.
Sebaliknya, ketika telah mengenal allah, maka kita akan menjadi orang yang merdeka. Dipuji tak dipujikita tetap giat berbakti. Diberi balasan atau tidak, kita tetap senang berbuat baik. Diawasi atau tidak, kita tetap bekerja dengan tertib dan melakukan yang optimal.

Memang, makin tahu siapa Allah, makin kecil mahluk. Makin mengerti penghargaan dari Allah, makin tidak berarti penghargaan mahluk. Makikn percaya sempurnanya pujaan Allah, makin tak ada harganya balasan dari mahluk. Makin yakin akan detailnya penglihatan Allah, maka makin tidak penting pengawasan mahluk.

Siapapun, yang mengnal Allah, tidak akan pernah kecewa dengan perbuatan Allah. Sebab yakin semuanya telah terukur. Maka semua puncak kebahagiaan, ketenangan, seluruhnya berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kita kepada Allah.

Kita akan tenang sebab:
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula”
Itulah janji allah pada surat Ar-Rahman ayat kekenam puluh.

  1. Tidak akan merasa sepi
Dalam delapan ayat dalam Al-Qur’an surat As-Syu’araa’, diceritakan bahwa:
Ibrahim berkata: “maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali tuhan semesta alam, (yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka dialah yang menunjuki aku, dan tuhanku, yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali) dan yang amat kuinginkan mengampuni kesalahanku pada hari  kiamat.”

Maka kita tak akan pernah serasa sepi. Sebab Ada Allah SWT yang maha memperhatikan kita. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita, mengbulkan do’a-do’a dan menjaga diri kita, siang malam, dalam sepi dalam ramai.

Sebagimana yang dijanjikan Allah dalam ayat  kursi:
“Allah tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus mahluk-Nya.”

Jika keyakinan ini sudah tertanam, maka sungguh beruntunglah kita. Seorang pemuda yang tadinya penakut, yang kekamar mandi saja harus diantar oleh kakak dan adik-adiknya , bisa menjadi sangat pemberani. Melintasi hutan tengah malam sendirian untuk berjuang, tak ada maslah baginya. Sebab mengapa mesti takut? Bukankah Allah selalu kan bersamanya? Kenapa harus gentar? Bukankah manusia, jin dan syaitan seluruhnya ada dalam genggaman Allah? Bukankah pepohonan dan binatang-binatang bahkan sampai bebatuan, semuanya sedang bertasbih memuji Allah? Bagaimana bisa semua itu akan dapat mencelakakan kita, andai Allah sudah melindungi hamba-Nya?

  1. menjadi optimis
banyak diantara kita yang merasa kecil hati dalam menghadapi hidup. Hari esok dihadapi dengan bermuram durja. Kusut sekali fikirannya memikirkan apa yang akan dimakan besok, dimana harus tinggal menetap? Padahal  andai sudah bulat keyakinannya pada allah, maka semua kecemasan itu tak akan terjadi, karena:
“Barang siapa yang bertakwa kepada allah nidcaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tak di sangka sangka. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” QS At-Thalaq ayat 3

Lihatlah anjing, adakah dia pernah keluar pada pagi hari dengan membawa misting? Tempat minum? Ataupun keranjang makanan? Begitu sederhana dia melenggang. Namun toh dia dapat makan juga. Begitu juga burung, keluar dari darangnya tanpa membawa apa-apa, namun disore hari dia pulang dengan keadaan kenyang. Itu semua sebab memang tiap mahluk telah ada bagian rezkinya.

Yang menjadi masalah adalah sudahkah kita yakin bahwa Allah menjamin rezki kita? Bila sudah yakin, maka bergeraklah menjemputnya. Optimalkan do’a-do’a kita, kemampuan berfikir serta tentu saja kemampuan fisik kita. Sebagaimana cecak, yang terus bergerak disepanjang langit-langit kamar, hingga Allah pun mendatangkan nyamuk, yang akan menjadi santapan lezat bagi sang sesak.

  1. memiliki akhlak yang baik
seseorang yang yakin akan adanya Allah, maka ia akan sangat berhati-hati. Jangankan berbuat jahat, berniat kurang baik saja sangat dijauhinya. Jangankan korupsi besar besaran, mengambil uang seratus rupiah milik teman saja tak kan berani. Jangankan melakukan pembantaian, bahkan untuk berperasangka buruj pun akan menjaga diri sekali.

Alangkah tentramnya orang yang berada disamping orang yang berhati bersih. Kejernihan hati yang berasal dari keyakinan bahwa Allah mengawasi segala gerak-geriknya, mengtahui segenap lintasan hatinya

Mau tidak mau, keadaan seperti ini akan mebuat hidupnya damai. Sekalipun ia tinggal dikost-kosan yang sempit, namun dunia akan terasa luas baginya. Sebab banyak tempat yang merindukan kehadirannya.

Sekalipun, tidak banyak tempat wisata yang dikunjunginya, namun sehari-hari matanya senantiasa bertabur keindahan. Sebab bagi orang yang sudah mengenal allah, semuanya akan terasa mengesankan. Melihat wajah yang pas-pasan, ia tak merendahkan. Melihat wajah cantik, dia tidak iri. Bertemu orang yang ilmunya terbatas, ia tidak menjauhi apalagi dongkol. Sedangkan bila bertemu dengan orang yang cerdas, dia akan senang sebab merasa bertambah ilmunya malalui orang itu.

Sungguh bahagianya, hidup yang bertebaran kasih sayang orang-orang disekeliling. Sungguh sahabat orang dicintai oleh Allah, maka allah akan memberitahukan jibril bahwa Allah mencintai orang itu. Kemudia jibril akan memberi tahukan kepada penghuni langit dan bumi bahwa itulah orang dicintai Allah. Maka segenap penghuni langit dan bumi pun akan mencainya. Sampai ikan-ikan yang ada dilautan.

(ILMU MENGENAL ALLAH)
BUKU SAKU KH ABDULLAH GYMNASTIAR

POTONG RUMPUT


Sering kulihat betapa mudah orang membersihkan rumput yang terhampar luas di komplek perumahan pertamina Balikpapan dengan medan yang curam naik turun sampai ada yang kemiringannya kurang lebih 70 derajad , betapa mudahnya mereka menyeret tongkat besi yang diujungnya diberi pisau yang berputar karena terhubung oleh mesin kecil dipunggungnya, ya itulah mesin pemotong rumput gendong. Para pekerja yang hanya dua orang itu sanggup menyelesaikan pemotongan rumput yang luas itu hanya dalam hitungan menit saja, lalu pindah ke blok lain dan dalam beberapa menit sudah terlihat rapi seperti karepet atau permadani hijaun terhampar dan  tak ada lagi rumput yang menjulang setinggi lutut, semua rata dengan tinggi kuarang lebih satu senti meter dari permukaan tanah, betapa indahnya pemandangan komplek perumahan itu, dengan rumput yang rapi dan lereng lereng curam yang seperinya sengaja dibuat begitu.
Diilhami oleh acara TV swasta nasional “andai aku menjadi” kucoba menirunya seandainya aku menjadi tukang rumput. Kebetulan saat silaturohim ke rumah pak de ada mesin rumput nganggur dirumahnya. Setelah berkenalan dengan mesinnya “otak atik mesin” karena lama mesin tidak dipakai jadi agak rewel staternya, dan bahan bakar sudah siap, aksi kumulai dari menarik stater mesin yang sebelumnya sudah dicoba oleh pak de, dan ternyata tak semudah yang kulihat seperti mudahnya pak de menarik tali stater mesin itu. Satu dua tiga kali kucoba belum juga berhasil, akhirnya menyeringai dan diikuti tertawa kecil pak de yang setia mendampingi, keringat dingin pun mulai mengalir, kenapa dingin? Ya karena suasana hati yang tak enak dengan pak de yang seperi selau bilang “gitu aja kok gak bisa”,pak de pun menjelaskan teknik menstater dan sambil menarik tali stater dan greng otok otok otok……. Mesin pun mulai bekerja dan siap memotong rumput.
Mesing kugendong dipunggung seperti bibi jual jamu gendon, stik penghubung mesin dengan pisau pemangkas rumput dipegang kuat kuat dengan kedua tangan dan tombol gas diujung ibu jari tangan kanan siap dimainkan kakipun siap melangkah menuju medan area rumput siap dipotong dan “greng krosok krosok krosok…..” pisau pemotong beradu dengan rumput yang  terkadang juga menyasar ke tanah bahkan kerikil yang berserakan di rerumputan.
Pak de pun mendekat bak seperti instruktur pak de member petunjuk c ara pemagkasan rumput supaya mendapat hasil yang maksimal, tapi suara instruksi pak de kalah nyaring dengan suara mesin yang menggantung tepat dipunggung dengan kenal pot pendek nya mengeluarkan suara bak ledakan petasan lebaran atau petasan cap go me sehingga instruksi tak kudengar sedikitpun hanya sepintas ku lihat bibir pa de seperti komat kamit mirip dukun membaca mantra. Merasa tidak digubris instruksinya pak de pun langsung menyambar stik penghubung pisau dengan mesin rumput dan menekan ke bawah serta menarik ke kanan dank e kiri dan hasilnya “srooooooot sreeeeeeeeeeeeeeeeeet krotok krotok krotok” pisau pemotong beradu dengan rumput dan sesekali gundukan kecil tanah da kerikil yang terseber di rerumputan, tapi kali ini hasilnya lebih rapi dan lebih bersih disbanding  hasil goyanganku sebelumnya.
Kurang lebih lima belas menit sudah ku ayunkan stik pemotong rumput itu dan terus didampingi pak de yang sesekali merebut stik pemotong rumput dengan tiba tiba dan tak terduga yang selalu membuatku terkejut kejut bercampur rasa kikuk tak karuan merasa direndahkan  karena pekerjaan mengayun ayun begini saja kok harus dibuntuti dan diinstruksi bahkan diserobot mengayunnya. Kurang lebih lima belas menit itu pula tanganku merasa pegal telapak dan jemari terasa tebal karena getaran mesin yang tersalur ke stik pemotong rumput yang ku pegang, dan rasa capekpun seperti merata ke seluruh tubuhku dan istirahatlah aku pak de pun juga ikut istirahat dan duduk disebelahku, tanpa di minta pak de langsung member ulasan apa yang barusan ku kerjakan dan ternyata tak seperti yang kubayangkan enaknya pekerjaan ini seperti yang aku lihat beberapa hari sebelumnya di komplek pertamina yang luas rumputnya.
Sebagai guru aku tersadar bahwa pelajaran yang diberikan ke sntiswa itu perlu waktu untuk penyerapan materi yang diberikan dan perlu keasabaran dan keteguhan hati untuk menunggu waktu proses tersebut, jadi tidak harus seperti pak de yang main “serobot” apalagi supaya siswa cepat bisa dan mengerti, dan yang pasti pembelajaran itu tidak instan seperti makanan jaman sekarang yang serba instan tapi perlu waktu untuk proses, telaah, dan renungan.
Sebagai siswa pak de meski hanya sesaat dalam pembelajaran yang intinya “memotong rumput” , aku juga belajar menahan diri dari emosi negative alias sebel karena sang guru selalu main serobot seperti tak sabaran, aku juga dapat berkaca bahwa suatu pekerjaan yang kubayangkan begitu mudahnya dikerjakan orang lain ternyata setelah kujalani sendiri begitu sulit, banyak ilmu pengetahuan yang harus ku persiapkan untuk satu pekerjaan ini walau itu sekedar potong rumput, seperti ketahanan tubuh supaya tahan terhadap getaran mesin pemotong rumput yang digendong  dan keluwesan tubuh untuk menggerakkan stik pemotong rumput, dan yang tak kalah penting adalah pengetahuan tentang mesin pemotong itu sendiri minimal mengetahui manualnya dan membacanya sebelum menggunakan peralatan, kemudian mengatasi jika ada masalah-maslah yang menganggu (trouble), dalam hal ini paling tidak mengetahui mengapa mesin tiba tiba mati bisa jadi bahan bakarnya habis, busi sudah harus diganti dan sebagainya. Yang pasti walau hanya berjudul memotong rumput, tak hanya rumput yang terpotong yang kita lihat tapi unsur pendukung dan ilmu pengetahuan yang mendukung tercapainya rumput itu terpotong.

GAMBARU

(Rouli Esther Pasaribu, mahasiswi indonesia di jepang)

Sepertinya ini adalah ungkapan  hati seorang mahasiswi yang belajar di negeri matahari terbit, selama dua tahun tidak dapat mengerti kenapa mesti gambaru, semuanya ini dia ungkapkan secara gamblang di Kaltim Post Jum’at 1 April 2011.
Gambaru berarti “Berjuang mati matian sampai titik darah penghabisan” bisa juga bermakna “bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan”
Adalah falsafah hidup orang jepang yang baru dimengerti oleh Rouli,yang tinggal  selama dua tahun di jepang dan merasa muak mendengar kata kata itu, dia tersadar setelah kejadian tsunami yang menerjang jepang, betapa tidak dalam keadaan porak poranda oarang jepang tidak banyak cengeng dan tidak banyak menunut tapi yang ada hanya gambaru yang selalu di dengungkan dalam kehidupannya dan memang cespleng kata Rouli “bisa dibilang orang jepang ini nggak punya apa apa selain gambaru, gambaru sudah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup. Bener banget kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa apa ‘nyalahin’ Tuhan, Tuhan marah pada Umatnya, Tuhan marah melalui alam, maka tanyalah pada rumput yang bergoyang, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, gue rasa bangsa kita nggak akan bisa maju”
Setuju atau tidak dengan Rouli bahwa kita tak akan maju jika hanya pasrah tanpa gambaru yang sudah menjadi falsafah dan terbukti mampu membawa orang orang jepang untuk menghadapi keadaan yang sulit pasca gempa dan tsunami,  memang sepertinya gambaru kita telah ditinggalkan oleh generasi serba instan di negeri ini, sampai proses pendidikan pun maunya juga instan bisa dalam sekejap punya predikat telah lulus SD, SMP, SMA tanpa melalui proses, sedang proses yang panajang berupa jenjang 6, dan 3 tahunan maunya kalo bisa juga instan 2 bulan saja yang penting bisa menjawab soal-soal tanpa peduli nilai moral, nilai sosial, dan displin keilmuan yang mestinya melekat pada predikat kelulusan. Semua itu mestinya didapat melalui proses yang panjang, dan penuh keteguhan dan kesabaran

Gambaru yang sudah tertanam dalam sanubari anak anak jepang tercermin dalam ungkapan  rouli berikut “bahkan anak umur 3 tahun kayak johana pun udah disuruh gambaru disekolahnya; kayak pake baju dimusim dingin yang tipis tipis biar nggak manjatarhadap cuaca dingin, didalam sekolah nggak boleh pakai kaos kaki karena kalo langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit sakit sedikit Cuma ingus meler-meler atau demam 37 derajat mah nggak usah bolos, tetap diimbau masuk dari pagi sampai sore. Dalihnya, anak anak kuat menghadapi penyakit bila ia melawan penyakitnya sendiri. Akibatnya, kalo naik sepeda ditanjakan sambil membonceng johana dan gue ngos ngosan kecapean, otomatos johanan ngomong Mama, Gambare! Mama faitooo, ( mama ayo berjuang, mama ayo fight! ) pokoknya jangan m,anja sama masalah deh, gambaru sampai titik darah penghabisan it’s must!”

MENGAPA HARUS SEKOLAH?

MENGAPA HARUS SEKOLAH?

Socrates berpendapat pada dasarnya setiap manusia cerdas sementara untuk menjadi bijaksana manusia perlu belajar sepanjang hidupnya. Dan setiap anak adalah cerdas pada bidangnya masing2, inti dari sebuah kecerdasan itu lahir dari sebuah kebijaksanaan hidup.

Satu-satunya bentuk transformasi prilaku kecilnya yg kreatif dulu adalah maraknya kekerasan di kalangan anak & ramaja, penyimpangan prilaku sexual, munculnya generasi punk anak usia dini, ini semua terjadi karena mereka tidak memiliki kebijaksanaan hidup dan tidak pernah di ajari kebijaksanaan hidup melalui kurikulum sekolahnya. Sementara di kalangan dewasa kita jelas2 menyaksikan betapa banyak orang-orang yg tidak lagi memiliki rasa kebijaksanaan, berpelesiran keluar negeri dengan uang rakyat sementara saudara-saudara mereka sedang menderita di terjang berbagaimacam bencana, dan saling berdusta untuk menyangkalnya. Lengkap sudah....

Prinsip dasar dibuatnya sekolah pada awalnya adalah untuk mengajarkan setiap murid akan “Wisdom of Life” (kebijaksanaan hidup), sehingga nantinya siswa yang sudah mengenyam pendidikan di sekolah bisa dengan bijaksana dalam mengarungi kehidupannya, memilih pergaulan yang bernorna dan bermoral baik, menghargai orang lain,  menjaga kelestarian kehidupan dengan kebaikan,

Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa jika bangsa itu tidak berusaha untuk mengubahnya sendiri.

Dikutip dari :